Quantcast
Channel: Fatimah Syarha
Viewing all articles
Browse latest Browse all 129

Bolehkah Menyebut Sifat Fizikal Wanita Lain?

$
0
0
sumber gambar : akuislam.com

Ada yang boleh. Ada yang tidak boleh. Di dalam Sahih Bukhari Muslim, terdapat pelbagai penyebutan tentang rupa fizikal seorang wanita. Antara yang disebutkan ialah sepertimana dalam poin poin penulis berikut:

1.       Kemahsyuran Wajah Sarah

Rasulullah SAW bersabda: “Ibrahim a.s. hijrah bersama Sarah. Dia memasuki suatu negeri yang dikuasai oleh seorang raja atau tirani. Lalu tersebar berita bahawa Ibrahim datang bersama seorang wanita yang paling cantik.” (HR Bukhari dan Muslim).

2.       Secermat Menjaga Barangan Kaca

Abu Qilabah, dari Anas r.anhu, berkata bahawa Nabi SAW pernah melakukan suatu perjalanan. Yang menjadi penuntun kenderaan mereka (beberapa orang isteri Nabi SAW dan Ummu Sulaim) adalah seorang budak yang bernama Anjasyah.
Nabi SAW berkata kepada Anjasyah: “Wahai Anjasyah, perlahan-lahan saja membawa botol-botol kaca ini (maksudnya kaum wanita).”

Masyarakat Arab yang umunya pengasar suka memperlakukan wanita dengan sikap keras dan kasar dalam perkataan dan perbuatan. Berbeza dengan akhlak agung Nabi SAW ini.

Menurut satu riwayat[2] Abu Qilabah berkata: “Rasulullah SAW mengucapkan satu perkataan yang andaikata diucapkan oleh sebagian kalian, tentulah kalian mencelanya kerana mengucapkan perkataan tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)[3]

Syekh Ibnu Badis berkata: “Abu Qilabah (seorang imam terkenal dari kalangan fuqaha tabi’in) tahu sikap keras dan kaku masyarakatnya. Lalu, beliau ceritakan hadis ini kepada mereka. Sikap keras dan kaku tersebut membuat mereka menjauh dari mengucapkan kata-kata yang (meraikan) sifat kaum wanita. Sikap mereka ini dijawab oleh Abu Qilabah dengan kata-kata yang diucapkan oleh Nabi SAW...”[4]

3.       Biarkan Saja Wajahnya Lebih Cantik

“Umar berkata kepada Hafshah: ‘Janganlah kamu sampai terpedaya jika tetanggamu lebih cantik darimu.’” Dan menurut riwayat Muslim,[5] Umar berkata: “Wahai puteriku, janganlah kamu sampai terpedaya oleh wanita ini (Aisyah) yang merasa kagum dengan kecantikannya.” (HR Bukhari dan Muslim)[6]

4.       Ada Wanita Bersaiz Comel

“Lalu keluar Saudah binti Zam’ah, isteri Nabi SAW, pada suatu malam di waktu Isya. Saudah adalah seorang wanita yang tinggi.” Menurut satu riwayat[7]: “Sangat besar,” dan menurut satu riwayat lagi: “Melebihi wanita lain dalam segi besar tubuhnya.” (HR Bukhari dan Muslim)[8]

5.       Baik Lagi Cantik

Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah SAW: “Aku memiliki orang Arab yang paling baik dan paling cantik, iaitu Ummu Habibah binti Abu Sufyan. Aku akan mengahwinkanmu dengannya.” (HR Muslim)[9]

6.       Wanita Rupawan Berpipi Hitam

“Kemudian Rasulullah SAW berjalan hingga sampai ke tempat kelompok wanita, lalu beliau menyampaikan nasihat kepada mereka. Tiba-tiba dari tengah-tengah mereka berdiri seorang wanita rupawan yang kedua pipinya agak hitam kemerah-merahan.” (HR Muslim)[10]

7.       Wanita Berkulit Hitam yang Berjasa

“Bahwa seorang wanita hitam pernah menjadi petugas kebersihan masjid …. Kemudian Rasulullah SAW mendatangi kuburannya dan menyalatinya.” (HR Bukhari dan Muslim)[11]

8.       Wanita Yang Nampak Kakinya

“Ketika terjadi Perang Uhud … aku melihat Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim. Mereka menyingsingkan kainnya sehingga terlihat olehku gelang-gelang kaki mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)[12]

“Tatkala kami bertemu (orang-orang musyrik pada Perang Uhud) mereka lari lintang pukang sehingga aku melihat wanita-wanita mereka berlompatan di bukit itu sambil mengangkat kain betis mereka sehingga kelihatan nyata gelang-gelang kaki mereka.” (HR Bukhari)[13]

9.       Si Cantik Tertawan

“Dan Allah mengalahkan mereka (maksudnya penduduk Khaibar) … Seorang tawanan wanita yang sangat cantik jatuh ke tangan Dahyah.” (HR Muslim)[14]

“Aku pernah ikut berperang di daerah Fazarah … Ketika mereka melihat anak panah melesat ke arah mereka, mereka pun berhenti dan tidak jadi mendaki. Mereka berhasil aku ringkus dan aku giring, termasuk diantaranya seorang wanita dari Bani Fazarah yang mengenakan tutup kepala dari bahan kulit yang sudah lusuh, berikut anak gadisnya yang merupakan gadis Arab paling cantik.” (HR Muslim)[15]

10.   Si Wanita Putih

“Rasulullah SAW tidak menyalatkan (jenazah) Suhail, putera si wanita putih kecuali di ruangan masjid. Al-Baidha adalah julukan untuk Da’ad binti Jahdam.” (HR Muslim)[16]

11.   Calon Bidadari Berkulit Hitam

“Ibnu Abbas berkata kepadaku: “Mahukah kamu aku beritahu tentang seorang wanita yang menjadi calon ahli surga?” Aku menjawab: “Tentu saja mahu.” Ibnu Abbas berkata: “Ini, si wanita hitam ini orangnya.” (HR Bukhari dan Muslim)[17]

12.   Ibu yang Gemuk dan Buta

“Ini ibunya az-Zubair. Dia pernah menceritakan bahwa Rasulullah SAW memperbolehkannya (maksudnya melaksanakan haji mut’ah). Kerana itu temuilah dia dan tanyakanlah masalah itu langsung kepadanya. Lalu kami pergi menemuinya. Ternyata dia adalah seorang wanita yang sangat gemuk dan buta.” (HR Muslim)[18]

13.   Karenah Anak-Anak

“Wanita yang kesebelas mengatakan: “Suamiku bernama Abu Zara. Tahukah kamu siapa Abu Zara itu? Dialah yang memenuhi telingaku dengan perhiasan dan menggemukkan lenganku. Puteri Abu Zara, tahukah kamu siapa puteri Abu Zara itu? Dia adalah seorang anak yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya dan tubuhnya gempal …

Pada suatu hari Abu Zara keluar dengan membawa bekal bejana terbuat dari kulit yang sudah diisi penuh dengan susu. Dia bertemu dengan seorang wanita bersama dua anaknya, laksana dua ekor harimau kumbang. Mereka mempermainkan buah delima dari bawah pinggang ibunya tersebut (yang dimaksud dengan buah delima dalam hadis ini adalah payudara ibu kedua anak tersebut).” (HR Bukhari dan Muslim)[19]

Kesimpulan

1.       Boleh Jika Wanita Itu Tidak Dikenal atau Sifat Fizikal itu Boleh Dilihat Secara Langsung.

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya ke atas al-Hafizh Ibnu Hajar yang berkata ketika menjelaskan hadis Ummu Zara ini: “Dalam hadis ini terdapat dalil mengenai bolehnya menyebutkan masalah kecantikan wanita kepada lelaki, apabila wanita itu tidak dikenal.

2.       Tidak Boleh Mendedahkan Rahsia Di Balik Aurat Wanita Yang Dikenal.

Al-Hafizh Ibnu Hajar, berkata lagi, “Yang tidak diperbolehkan adalah menyebutkan perihal wanita yang bersangkutan di hadapan lelaki atau menyebutkan sesuatu tentang dirinya yang tidak boleh dilihat dengan cara sengaja oleh lelaki.”[20]

Rujukan

1 Bukhari, Kitab: Jual-beli, Bab: Membeli budak dari orang kafir yang harus diperangi, menghibahkan, dan memerdekakannya, jilid 5, hlm. 316. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan, Bab: Di antara keutamaan Ibrahim ‘Alaihis Salam, jilid 7, hlm. 98.

[2] Bukhari, Kitab: Adab, Bab: Bentuk syair, rajaz, dan huda’ yang diperbolehkan, jilid 13, hlm. 162. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan, Bab: Tentang kasih sayang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap istri-istrinya, jilid 7, hlm. 79.

[3] Bukhari, Kitab: Adab, Bab: Berkias (sindiran) itu lepas dari kebohongan, jilid 13, hlm. 216. Muslim, Kitab: Tentang kasih sayang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. terhadap istri-istrinya, jilid 7, hlm. 78.
hat buku Ibnu Badis, Kehidupan dan Jejaknya, jilid 2, hlm. 149 – 150.

[5] Muslim, Kitab: Thalak, Bab: Masalah ila’, menjauhkan dan memberikan pilihan kepada istri, jilid 4, hlm. 193.

[6] Bukhari, Kitab: Nikah, Bab: Nasihat seorang bapak kepada anak perempuannya karena keadaan suaminya, jilid 11, hlm. 191. Muslim, Kitab: Thalak, Bab: Masalah ila’, menjauhi dan memberikan pilihan kepada istri, jilid 4, hlm. 193.

[7] Muslim, Kitab: Salam, Bab: Diperbolehkanya wanita keluar rumah untuk menunaikan hajatnya, jilid 7, hlm. 6.

[8] Bukhari, Kitab: Wudhu, Bab: Keluarnya wanita untuk membuang hajat besar, jilid 1, hlm. 259. Muslim, Kitab: Salam, Bab: Diperbolehkannya wanita keluar rumah untuk menunaikan hajat-nya, jilid 7, hlm. 7.
Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat r.a., Bab: Di antara keutamaan Abu Sufyan bin Harb, jilid 7, hlm. 171.

[10] Muslim, Kitab: Dua hari raya, jilid 3, hlm. 19.

[11] Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Menyapu masjid, jilid 2, hlm. 99. Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Shalat di atas kubur, jilid 3, hlm. 56.

[12] Bukhari, Kitab: Jihad, Bab: Wanita ikut berperang dan bertempur bersama kaum laki laki, jilid 6, hlm. 418. Muslim, Kitab: Jihad, Bab: Wanita berperang bersama kaum laki-laki, jilid 5, hlm. 196.

[13] Bukhari, Kitab: Peperangan, Bab: Perang Uhud, jilid 8, hlm. 353.

[14] Muslim, Kitab: Nikah, Bab: Keutamaan memerdekakan budak perempuan kemudian mengawininya, jilid 4, hlm. 147.

[15] Muslim, Kitab: Jihad dan peperangan, Bab: Pemberian dan menebus orang-orang Islam dengan tawanan, jilid 5, hlm. 150.
Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Menyalatkan jenazah di masjid, jilid 3, hlm. 63.

[17] Bukhari, Kitab: Musibah sakit, Bab: Keutamaan orang yang menemui ajalnya karena epilepsi, jilid 12, hlm. 218. Muslim, Kitab: Kebajikan, hubungan kekeluargaan, dan etika, Bab: Pahala orang mukmin yang terkena musibah, jilid 8, hlm. 16.

[18] Muslim, Kitab: Haji, Bab: Mengenai haji tamattu’, jilid 4, hlm. 55.

[19] Bukhari, Kitab: Nikah, Bab: Mempergauli keluarga dengan baik, jilid 11, hlm. 176. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab: Mengenai hadits Ummu Zara’, jilid 7, hlm. 139.


[20] Fathul Bari, jilid 11, hlm. 186.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 129